Oleh : K. Yulistio.W ( tiok )*
Dalam proses
seni visual ada 3 proses yang di lakukan, yakni aktivitas kreasi, aktivitas
apresiasi, dan aktivitas kritik seni. Aktivitas kreasi yaitu mengacu adanya seniman yang
menghadirkan karya. Artinya, dalam proses seniman bersinggungan dengan
kenyataan objektif di luar dirinya atau kenyataan subyektif dalam dirinya
sendiri. Persinggungan tersebut menimbulkan respon atau tanggapan. Tanggapan
yang dimilikinya dipresentasikan ke luar dirinya, maka lahirlah karya seni.
Aktivitas apresiasi, yaitu aktivitas seseorang dalam memahami karya seni untuk
mendapatkan suatu pengalaman estetik artistic dan visual. Artinya, apresian
merasa puas setelah mengamati karya seni dan memperoleh kepuasan estetik. Kepuasan
estetik merupakan hasil interaksi antara karya seni dengan apresian. Sedangkan
aktivitas kritik seni, yakni sebagai usaha pemahaman dan penikmatan karya seni.
Dalam hal ini kritik sebagai kajian rinci dan apresiatif dengan analisis yang
logis dan argumentatif untuk menafsirkan karya seni. . Kritik, yakni proses
evaluasi untuk menentukan baik-buruknya suatu ciptaan atau memberi penjelasan
terhadap suatu karya berdasarkan norma-norma tertentu. Oleh karena itu, ketiga
aktivitas itu, yakni antara seniman, apresiasi, dan kritik seni (penilaian)
merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Proses apresiasi memang menjadi satu kebutuhan dan kritik adalah kebutuhan yang lain. Keduanya dapat berkait ketika kritik berhasil sebagai pemandu pemahaman dan apresiasi. Kritik selalu diharapkan menjadi pembuka kemungkinan adanya proses pemahaman antara kerja seniman dan daya apresiasi masyarakat penikmatnya. Tugas kritik karya seni akan lebih banyak pada prioritas pada apresiasi
Proses apresiasi memang menjadi satu kebutuhan dan kritik adalah kebutuhan yang lain. Keduanya dapat berkait ketika kritik berhasil sebagai pemandu pemahaman dan apresiasi. Kritik selalu diharapkan menjadi pembuka kemungkinan adanya proses pemahaman antara kerja seniman dan daya apresiasi masyarakat penikmatnya. Tugas kritik karya seni akan lebih banyak pada prioritas pada apresiasi
unsur-unsur karya rupa yang meliputi:
Garis
Garis dapat berupa garis nyata atau garis imajiner. Garis tersebut memiliki dimensi panjang, arah, dan sifat-sifat umum (lurus, bengkok, bergelombang, dsb.). Garis memiliki arah vertikal, horisontal, dan diagonal. Garis nyata bersifat linier atau kaligrafis. Garis imajiner, yakni batas bidang, bidang, gelap terang,
Bidang
Bidang (seni rupa/umum) adalah area permukaan datar/2 dimensi atau keluasan yang memiliki panjang dan lebar (geometris dan organis). Bidang: garis-garis dan sisi yang terhubung dengan satu atau lebih titik hilang. Bidang (arsitektur dan desain): bidang-bidang yang digunakan untuk membentuk komposisi 2D dan 3D dan area permukaan untuk membuat bentuk volumetrik.
Bentuk
Unsur bentuk ada dua macam yaitu bentuk dua dimensi dan bentuk tiga dimensi. Bentuk dua dimensi (shape) adalah bidang datar yang dibatasi oleh garis. Sementara bentuk tiga dimensi (form) adalah ruang yang bervolume dibatasi oleh permukaan.
Bentuk memiliki dua macam sifat, yaitu bentuk yang bersifat geometris dan organis. Bentuk geometris: bentuk yang memiliki susunan struktur teratur (permukaan/bidang mudah diukur panjang dan lebarnya, isi atau volumenya). Bentuk organis: bentuk yang memiliki susunan struktur tidak teratur (permukaan/bidang atau lengkungan yang tidak teratur sehingga lebih sulit atau bahkan tidak bisa untuk mengukurnya).
Ruang
Ruang adalah bidang atau keluasan. Ruang mungkin 2D atau 3D. Ruang merupakan unsur dasar seni rupa, sebenarnya seni rupa didefinisikan sebagai organisasi ruang. Di dalam suatu susunan ada ruang positif yaitu ruang dibatasi oleh suatu batas tepi berupa garis, sedang ruang negatif adalah ruang yang berada di antara ruang-ruang positif.
Warna
Warna merupakan kesan yang ditimbulkan oleh cahaya. Sistem yang paling sederhana untuk mengetahui hubungan warna-warna adalah susunan warna dalam bentuk lingkaran warna.
Tekstur
Menduduki tempat yang khusus dalam seni rupa karena tekstur merupakan bahan dasar dari mana sebuah karya seni rupa dibuat. Tekstur yakni nilai raba dari suatu permukaan. Dapat dianalisa dalam tiga aspek: (a) kualitas raba dari permukaan; (b) kualitas raba dari manipulasi benda tiga dimensi; dan (d) kualitas visual dari permukaan benda.
Gelap - Terang (Tone)
Gelap terang adalah perbedaan warna hitam dan putih, serta kisaran warna abu-abu di antaranya. Gelap terang digunakan untuk memberikan ilusi kenyataan tiga dimensi.
serta menggunakan prinsip rupa berupa :
Unsur bentuk ada dua macam yaitu bentuk dua dimensi dan bentuk tiga dimensi. Bentuk dua dimensi (shape) adalah bidang datar yang dibatasi oleh garis. Sementara bentuk tiga dimensi (form) adalah ruang yang bervolume dibatasi oleh permukaan.
Bentuk memiliki dua macam sifat, yaitu bentuk yang bersifat geometris dan organis. Bentuk geometris: bentuk yang memiliki susunan struktur teratur (permukaan/bidang mudah diukur panjang dan lebarnya, isi atau volumenya). Bentuk organis: bentuk yang memiliki susunan struktur tidak teratur (permukaan/bidang atau lengkungan yang tidak teratur sehingga lebih sulit atau bahkan tidak bisa untuk mengukurnya).
Ruang
Ruang adalah bidang atau keluasan. Ruang mungkin 2D atau 3D. Ruang merupakan unsur dasar seni rupa, sebenarnya seni rupa didefinisikan sebagai organisasi ruang. Di dalam suatu susunan ada ruang positif yaitu ruang dibatasi oleh suatu batas tepi berupa garis, sedang ruang negatif adalah ruang yang berada di antara ruang-ruang positif.
Warna
Warna merupakan kesan yang ditimbulkan oleh cahaya. Sistem yang paling sederhana untuk mengetahui hubungan warna-warna adalah susunan warna dalam bentuk lingkaran warna.
Tekstur
Menduduki tempat yang khusus dalam seni rupa karena tekstur merupakan bahan dasar dari mana sebuah karya seni rupa dibuat. Tekstur yakni nilai raba dari suatu permukaan. Dapat dianalisa dalam tiga aspek: (a) kualitas raba dari permukaan; (b) kualitas raba dari manipulasi benda tiga dimensi; dan (d) kualitas visual dari permukaan benda.
Gelap - Terang (Tone)
Gelap terang adalah perbedaan warna hitam dan putih, serta kisaran warna abu-abu di antaranya. Gelap terang digunakan untuk memberikan ilusi kenyataan tiga dimensi.
serta menggunakan prinsip rupa berupa :
Gradasi
Prinsip rangkaian dari unit yang berdekatan sama dalam segala hal kecuali perbedaan perubahan tingkatan dari satu unit ke unit selanjutnya.
Irama
Irama adalah kesinambungan atau alur yang dicapai dengan repitisi (pengulangan) dan pengukuran bagian-bagian yang sama atau mirip. Irama dapat bersifat sederhana, menggunakan satu jenis ukuran, atau gabungan beberapa jenis ukuran yang hadir secara simultan, atau merupakan variasi kompleks dengan menggunakan aksen-aksen tertentu.
Perasaan gerakan dari organisasi unsur-unsur seni rupa, gerakannya bisa mengalir, terpotong, lembut, berulang, dan beruntun.
Kontras
Pertentangan yang kelihatan justru bertujuan memperlihatkan ketidaksamaannya.
Penekanan dan repetisi
Repitisi adalah cara penekanan ulang satuan-satuan visual dalam suatu pola. Repitisi tidak selalu merupakan duplikasi secara persis, tetapi juga kemiripan. Variasi repitisi dapat memperkuat daya tarik suatu pola atau agar pola tersebut tidak membosankan. Berikut kreasi suatu titik pusat atau pusat perhatian.
Pusat perhatian
Mengkonsentrasikan pusat pikiran menuju pada satu titik secara bertahap
Proporsi
Hasil hubungan perbandingan jarak, ukuran, jumlah, tingkatan, dan bagian. Perbandingan hubungan: (a) di dalam satu bagian; (b) di antara bagian-bagian; (c) bagian dengan keseluruhan; dan (d) keseluruhan dengan sekitarny
Prinsip rangkaian dari unit yang berdekatan sama dalam segala hal kecuali perbedaan perubahan tingkatan dari satu unit ke unit selanjutnya.
Irama
Irama adalah kesinambungan atau alur yang dicapai dengan repitisi (pengulangan) dan pengukuran bagian-bagian yang sama atau mirip. Irama dapat bersifat sederhana, menggunakan satu jenis ukuran, atau gabungan beberapa jenis ukuran yang hadir secara simultan, atau merupakan variasi kompleks dengan menggunakan aksen-aksen tertentu.
Perasaan gerakan dari organisasi unsur-unsur seni rupa, gerakannya bisa mengalir, terpotong, lembut, berulang, dan beruntun.
Kontras
Pertentangan yang kelihatan justru bertujuan memperlihatkan ketidaksamaannya.
Penekanan dan repetisi
Repitisi adalah cara penekanan ulang satuan-satuan visual dalam suatu pola. Repitisi tidak selalu merupakan duplikasi secara persis, tetapi juga kemiripan. Variasi repitisi dapat memperkuat daya tarik suatu pola atau agar pola tersebut tidak membosankan. Berikut kreasi suatu titik pusat atau pusat perhatian.
Pusat perhatian
Mengkonsentrasikan pusat pikiran menuju pada satu titik secara bertahap
Proporsi
Hasil hubungan perbandingan jarak, ukuran, jumlah, tingkatan, dan bagian. Perbandingan hubungan: (a) di dalam satu bagian; (b) di antara bagian-bagian; (c) bagian dengan keseluruhan; dan (d) keseluruhan dengan sekitarny
Keseimbangan
Keseimbangan mengesankan keseimbangangaya
berat seperti pada timbangan. Keseimbangan merupakan keseimbangan optis yang
dapat dirasakan di antara bagian-bagian dalam karya seni rupa. Keseimbangan
merupakan suatu perasaan akan adanya kesejajaran, kestabilan, ketenangan dari
berat, ukuran, dan kepadatan dari suatu susunan.
Harmoni
Harmoni digunakan mengikat bagian-bagian berbeda dan berlawanan. Harmoni dicapai melalui repitisi dan irama. Variasi melalui perbedaan dan perubahan. Harmoni mengikat bagian-bagian dalam kesatuan. Sedangkan variasi menambah daya tarik pada keseluruhan bentuk atau komposisi. Tanpa variasi, komposisi menjadi statis atau tidak memiliki vitalitas. Jadi harmoni adalah suatu kepekaan dalam perasaan, kombinasi yang menyenangkan dari susunan yang berbeda.
Kesatuan
Penyusunan dalam seni rupa yaitu pengembangan keseluruhan secara menyatu berdasarkan bagian-bagian yang berbeda-beda. Perasaan yang lengkap secara keseluruhan, penyatuan yang total, kualitas hubungan yang logis, dan selesai. Merupakan akhir dari seluruh prinsip penyusunan unsur seni rupa.
Keseimbangan mengesankan keseimbangan
Harmoni
Harmoni digunakan mengikat bagian-bagian berbeda dan berlawanan. Harmoni dicapai melalui repitisi dan irama. Variasi melalui perbedaan dan perubahan. Harmoni mengikat bagian-bagian dalam kesatuan. Sedangkan variasi menambah daya tarik pada keseluruhan bentuk atau komposisi. Tanpa variasi, komposisi menjadi statis atau tidak memiliki vitalitas. Jadi harmoni adalah suatu kepekaan dalam perasaan, kombinasi yang menyenangkan dari susunan yang berbeda.
Kesatuan
Penyusunan dalam seni rupa yaitu pengembangan keseluruhan secara menyatu berdasarkan bagian-bagian yang berbeda-beda. Perasaan yang lengkap secara keseluruhan, penyatuan yang total, kualitas hubungan yang logis, dan selesai. Merupakan akhir dari seluruh prinsip penyusunan unsur seni rupa.
Dari data visual diatas dapat di gunakan
sebagai bahan dari metode kritik seni, diantaranya langkah metode kritik seni visual adalah dengan
menggunakan pendekatan :
Analisis
Formal
Dalam analisis formal diupayakan bagaimana menjelaskan objek kritik dengan sekian data. Proses ini lanjutan dari yang pertama, mulai menjelaskan bagaimana objek itu diatur menurut kepentingannya, seperti: bentuk, luas warna, garis luar secara khusus, barik, dan komposisi. Analisis formal juga termasuk jenis deskripsi, akan tetapi ia tidak hanya bicara soal penjelasan objek, melainkan juga mengikutsertakan kualitas unsur visual.
Paparan ini menuju ke arah bagaimana proses distorsi mulai dilakukan. Bermula dari penjelasan ihwal gagasan hingga kepada bagaimana ketika bentuk diungkapkan mengalami urutan perubahan-perbahan. Analisis formal berangkat dari wujud nyata dalam karya, akan tetapi terdapat langkah kajian yang lebih bersifat sebab-akibat. Analisis formal memperlihatkan usaha untuk menjelaskan karya secara objektif dan hubungannya dengan tafsiran dalam penelaan.
Analisis formal mulai bergeser dari sekadar paparan deskriptif objek ke arah pernyataan tentang bagaimana menafsirkan bentuk. Gagasan yang menerangkan proses kekaryaan disusun sebagai data penyelidikan tambahan yang berpengaruh dalam kerangka untuk menarik tafsiran-tafsiran.
Interpretasi
Interpretasi atau penafsiran. Penafsiran adalah suatu upaya untuk menjernihkan persoalan di dalam proses pengertian, yaitu dengan cara mengungkapkan setiap detail proses interpretasi dengan bahasa yang tepat. Penjelasan cara kerja seniman dan proses pengubahannya diuraikan sebagai tafsiran yang merujuk kepada suatu proses penemuan seniman, juga meliputi hubungan-hubungan yang bisa ditarik dengan unsur-unsur bahasa visual yang ditampilkan.
Bentuk penilaian pada objek seni rupa merupakan penggabungan atau pertemuan antara individualitas dengan gagasan, materi, dan pengalaman yang saling berhubungan.
Evaluasi
Deskripsi, analisis formal, dan penafsiran/interpretasi atas data-data visual dan pernyataan-pernyataan telah menjadi bagian kelengkapan penilaian. Proses penilaian harus merupakan bagian kritik yang jelas. Jika memberikan kepuasan, artinya penilaian kritikus dapat memenuhi fungsinya sebagai pemahaman.
Dalam analisis formal diupayakan bagaimana menjelaskan objek kritik dengan sekian data. Proses ini lanjutan dari yang pertama, mulai menjelaskan bagaimana objek itu diatur menurut kepentingannya, seperti: bentuk, luas warna, garis luar secara khusus, barik, dan komposisi. Analisis formal juga termasuk jenis deskripsi, akan tetapi ia tidak hanya bicara soal penjelasan objek, melainkan juga mengikutsertakan kualitas unsur visual.
Paparan ini menuju ke arah bagaimana proses distorsi mulai dilakukan. Bermula dari penjelasan ihwal gagasan hingga kepada bagaimana ketika bentuk diungkapkan mengalami urutan perubahan-perbahan. Analisis formal berangkat dari wujud nyata dalam karya, akan tetapi terdapat langkah kajian yang lebih bersifat sebab-akibat. Analisis formal memperlihatkan usaha untuk menjelaskan karya secara objektif dan hubungannya dengan tafsiran dalam penelaan.
Analisis formal mulai bergeser dari sekadar paparan deskriptif objek ke arah pernyataan tentang bagaimana menafsirkan bentuk. Gagasan yang menerangkan proses kekaryaan disusun sebagai data penyelidikan tambahan yang berpengaruh dalam kerangka untuk menarik tafsiran-tafsiran.
Interpretasi
Interpretasi atau penafsiran. Penafsiran adalah suatu upaya untuk menjernihkan persoalan di dalam proses pengertian, yaitu dengan cara mengungkapkan setiap detail proses interpretasi dengan bahasa yang tepat. Penjelasan cara kerja seniman dan proses pengubahannya diuraikan sebagai tafsiran yang merujuk kepada suatu proses penemuan seniman, juga meliputi hubungan-hubungan yang bisa ditarik dengan unsur-unsur bahasa visual yang ditampilkan.
Bentuk penilaian pada objek seni rupa merupakan penggabungan atau pertemuan antara individualitas dengan gagasan, materi, dan pengalaman yang saling berhubungan.
Evaluasi
Deskripsi, analisis formal, dan penafsiran/interpretasi atas data-data visual dan pernyataan-pernyataan telah menjadi bagian kelengkapan penilaian. Proses penilaian harus merupakan bagian kritik yang jelas. Jika memberikan kepuasan, artinya penilaian kritikus dapat memenuhi fungsinya sebagai pemahaman.
* Penulis adalah Perupa dan Manager
Operasional GROW art forum
Standart
Operational System Dalam Pameran Seni Rupa
Dalam sebuah
Pameran seni rupa ada beberapa langkah yg di lakukan sebagai upaya untuk
pencapaian target capaian yang maksimal, hal ini di tempuh guna meningkatkan
proses apresiasi dan perkembangan seni rupa itu sendiri, hal hal yang perlu di
tempuh adalaha sebagai berikut :
Konsepsi :
a.Menentukan Gagasan, Konsepsi, dan Tema pameran berdasar pada analisis
dan riset yang kemudian di susun dalam T.O.R, hal ini adalah langkah
awal yang paling penting, karena dari sini kita bisa menentukan penggambaran
kegiatan, strategi bahkan target operasional
b.Pembentukan
kepanitiaan
Pra Produksi Karya
:
Adalah pembacaan
tema dan T.O.R sebagai sebuah analisis personal yg akan di ungkap kedalam
materi karya bisa di pertajam melalui media diskusi dan sharing tentang
pemahaman sebuah tema
Produksi Karya
:
Penerjemahan
tema pada citra visual dan media karya dengan
memperhatikan pemilihan media serta bentuk visual yg sudah terkonsep dan
di pahami dengan benar dari tema yg telah di tentukan.
Pasca Produksi
:
a.Presentasi
karya
b.Kritik karya,
kuratorial, seleksi atau evaluasi karya
Pra Pameran :
Persiapan teknis
yang meliputi :
a.Pengumpulan
dokumentasi karya, data karya , dan curriculum vitae
b.Pembuatan
Proposal pendanaan dan kerjasama serta melakukan negosiasi kerjasama
d.Pembuatan media Publikasi : Undangan, Leaflet, Banner
dan catalog serta pembuatan .Pers
Release serta persebaran Undangan dan media publikasi ( cetak, elektronik dan
jejaring social )
e.Seeting karya
dan persiapan Pembukaan pameran
f.Konfrensi Pers
( kerja kehumasan )
Pameran :
Pembukaan dan
seremonial acara
Diskusi dan
sarasehan
Dokumentasi
Pasca Pameran :
Evaluasi dengan
pendekatan analisis capaian target yg kemudian menyusun laporan secara tertulis
0 komentar:
Posting Komentar